cara menghitung bep usaha makanan

Lebihjelasnya Harga Pokok Penjualan adalah jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk menghasilkan produk maupun jasa. Contoh hal yang termasuk HPP adalah biaya tenaga kerja, bahan, dan overhead. Merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan untuk menentukan HPP pada setiap barang yang dijual. CaraMenghitung Bep Usaha Makanan Dengan Mudah. Cara Menghitung Break Even Point Bep Simak Contoh Ini. Rumus Break Event Point Bep Beserta Contoh Soal Mengitung Bep. Casey Zelda Elips Pdf Makanan Internasional A Perencanaan Usaha Makanan Internasional 1 Ide Dan Peluang Usaha Makanan Internasional Banyaknya Jenis Course Hero. Memilihbisnis franchise dengan tepat akan meningkatkan potensi keberhasilan usaha, terutama franchise makanan kekinian dengan modal murah. Halo majoo. 1500 460 (24 jam) Login. Coba Gratis Toggle Arti, Manfaat, hingga Cara Menghitung BEP BEP adalah keadaan ketika tingkat penjualan atau pendapatan yang diperoleh dan modal yang digunakan 0904/2022. Soal Cara Menghitung Break Even Point (BEP) - Salam sobat Dinas.id, inilah rekomendasi kumpulan contoh soal-soal prakarya dan kewirausahaan kelas 11, XI KD 3.9 SMA Ujian Akhir Semester (UAS), soal Ujian Tengah Semester (UTS) genap, ganjil, gasal. Tentunya sesuai kisi-kisi pertanyaan tentang cara menghitung Break Even Point (BEP). giáo án ném xa bằng một tay. Apakah Anda seorang pebisnis? Tentu Anda sering membuat keputusan terkait investasi untuk pengembangan pemasaran. Nah, Anda harus tahu cara menghitung BEP Break Even Point. Break Even Point ini fungsinya untuk menghitung berapa tahun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atau untuk memastikan kapan usaha Anda mengalami balik modal. Ingin tahu lebih lanjut seputar Break Even Point? Simak artikel ini hingga tuntas! Baca juga Terapkan 6 Langkah Ini Untuk Membangun Bisnis Sampingan Sambil Kerja Apa Itu Break Even Point?Fungsi Break Even Point1. Lebih Aware dengan Dana2. Dapat Digunakan sebagai Proyeksi Komponen Break Even PointCara Menghitung Break Even Point1. BEP Berdasarkan Unit2. BEP Berdasarkan Nominal RupiahYuk, Subscribe Sekarang Juga!Related posts Apa Itu Break Even Point? Sumber Break even point atau nama lain dari analisis titik impas diartikan sebagai suatu keadaan atau titik di mana perusahaan dalam kegiatan operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga. Singkatnya, break even point adalah titik impas antara besar jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian. Lalu apa saja fungsi, komponen serta bagaimana cara menghitung break even point? Selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini. Fungsi Break Even Point Sumber Berikut beberapa fungsi dari melakukan perhitungan Break Even Point, diantaranya 1. Lebih Aware dengan Dana Anda dapat mengukur apakah fixed cost, variabel cost dan biaya-biaya lainnya sudah sesuai dengan yang diinginkan. Anda tentu tidak ingin terlalu lama dalam mencapai BEP sehingga dengan melakukan perhitungan BEP dan Anda dapat menentukan apakah dana tersebut terlalu besar untuk diterapkan. 2. Dapat Digunakan sebagai Proyeksi Berapa volume unit yang diperlukan untuk mencapai target BEP. Sehingga bisa menentukan target penjualan secara harian, bulanan, mingguan, hingga tahunan. Berapa nominal rupiah penjualan yang harus dicapai sehingga mendapatkan balik modal dan memproyeksikan kapan sudah dapat mendapatkan keuntungan. Komponen Break Even Point Sumber Dalam menghitung berapa besar BEP atau titik impas tentu saja memerlukan komponen-komponen. Berikut ini merupakan komponen dari BEP Biaya Tetap Fixed Cost, baik ketika perusahaan sedang berproduksi maupun tidak berproduksi. Biaya Variable Variabel Cost, Komponen ini bersifat dinamis dan bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat. Harga Jual Selling Price, harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Baca juga 5 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Melalui Bisnis Reseller Sumber 1. BEP Berdasarkan Unit Titik pulang pokok BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu. Dalam hal ini kita akan memperkirakan pada jumlah produk ke berapa bisnis kita akan mengalami balik modal atau Break Even Point. Maka rumusnya BEP Unit = Biaya Tetap / Harga per unit – Biaya Variable per Unit Contoh Perhitungan dengan Rumus BEP Unit Pak Rahmat memiliki sebuah usaha toko sepeda dengan fixed cost sebesar Rp. Variable Cost adalah sebesar Rp. dengan harga jual Rp. Maka, dapat dihitung BEP per unitnya yaitu BEP Unit = Biaya Tetap / Harga per unit – Biaya Variable per Unit = Rp. Rp. – Rp. = Rp. / = pembulatan ke atas menjadi 4 unit Dengan begitu, Pak Rahmat dapat mengalami balik modal jika mampu menjual 4 unit sepeda dalam satu bulannya. Pada penjualan sepeda ke 5, maka Rahmat sudah menuai keuntungan karena biaya tetap sudah tertutupi oleh penjualan 4 unit sepeda sebelumnya. 2. BEP Berdasarkan Nominal Rupiah Menghitung titik pulang pokok, dalam jumlah penjualan atau harga penjualan P tertentu. Dalam hal ini kita akan memperkirakan pada jumlah nominal penjualan berapa bisnis akan mengalami balik modal atau Break Even Point. Maka rumusnya BEP Rupiah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit Contoh Perhitungan dengan Rumus BEP Rupiah Pak Dedi memiliki sebuah toko mebel dengan fixed cost sebesar Rp. Variable Cost usahanya adalah sebesar Rp. dengan harga jual Rp. . Maka, dapat dihitung BEP rupiahnya yaitu BEP Rupiah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit = Rp. / harga jual – variabel cost/harga per unit = Rp. / – = Rp. = Rp. Yuk, Subscribe Sekarang Juga! Dengan begitu, Pak Dedi dapat mengalami BEP ketika angka penjualan sudah mencapai Rp. setelah melewati jumlah penjualan tersebut, misalnya pada angka rupiah sebesar Rp. maka Pak Dedi sudah balik modal atau BEP sehingga penjualan setelahnya Pak Dedi sudah bisa menghitung keuntungan. Demikianlah informasi mengenai Break Even Point mulai dari pengertian, fungsi, komponen, hingga cara perhitungannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, semoga bisa membantu Anda untuk mengaplikasikan hitungan Break Even Point ini pada bisnis atau usaha Anda. Selamat mencoba! Ingin menemukan informasi menarik lainnya? Kunjungi artikel lainnya pada situs blog Evermos. Related posts Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah. Dalam menghitung Break Even Point diperlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini a. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan ada walaupun tidak ada kegiatan produksi. Contoh Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. b. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. c. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Diasumsikan dalam satu kali proses produksi digunakan 10 kg daging yang akan menghasilkan sekitar 40 bungkus rendang ukuran 1/4kg. Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah biaya produksi dan keuntungannya sebagai berikut. 1 Biaya variabel 1. Daging , Jumlah 10 kg , Rp 100000 , Total 1000000 2. Bumbu , Jumlah 1 paket , Rp 25000 , Total 100000 3. Toples , Jumlah 40 buah , Rp 5000 , Total 200000 4. Kantong plastik , Jumlah Mica 4 gulung , Rp 10000 , Total Total 2 Biaya tetap 1. Tenaga Kerja , Rp 2. Penyusutan Alat , Rp Total 3 Total biaya Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp. + Rp. = Rp. 4 Penerimaan kotor Penerimaan kotor = Jumlah produksi x Harga produksi Jumlah bungkus 40 , Satuan Rp 45000 , Total Rp 5 Pendapatan bersih Laba Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya = Rp. – Rp. = Rp. Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 10 kg rendang akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp. Baca Juga Menghitung Titik Impas BEP Usaha Makanan Khas Daerah Teknik Dari Sebuah Pengemasan Makanan Khas Daerah Jenis Bahan Kemas Olahan Makanan Khas Daerah Demikian Artikel Menghitung BEP Dari Usaha Makanan Khas Daerah Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Teknik Dari Sebuah Budidaya Ayam Unggas Pedaging Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar Proses Produksi Dari Sebuah Budi Daya Tanaman Pangan Laporan Dari Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah Teknik Dari Pengolahan Sebuah Makanan Khas Daerah - Dalam ilmu ekonomi dan bisnis, break event point atau BEP adalah istilah yang tentu sudah tak asing lagi. BEP adalah seringkali jadi tolak ukur seseorang untuk berinvestasi maupun memulai bisnis. Di Tanah Air, BEP adalah seringkali disebut dengan titik impas. Istilah populer lainnya dari BEP adalah balik modal, meskipun dalam akuntansi, balik modal sebenarnya diartikan dengan istilah return of impas BEP adalah diartikan sebagai suatu keadaan atau titik di mana perusahaan dalam kegiatan operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga. Jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian. Dikutip dari Bankrate, BEP adalah titik impas yang mengacu pada jumlah pendapatan yang harus diperlukan untuk menutup total biaya yang sudah dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, baik biaya tetap maupun biaya variabel. BEP dianggap sebagai titik ketika pendapatan sudah sama persis dengan perkiraan total biaya, di mana kerugian perusahaan berakhir dan perusahaan tinggal mengumpulkan keuntungan. Baca juga Diduga Terima Duit Suap dari Bupati Bogor, Berapa Gaji Pegawai BPK? Sederhananya, BEP adalah ketika semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk. Sementara menurut Garrison dan Noreen, BEP adalah jumlah penjualan yang akan dicapai untuk menutupi keseluruhan biaya operasional yang sudah dikeluarkan perusahaan. Pencapaian BEP ini bisa dilihat dari pengumpulan nilai jual produk, maksudnya perusahaan mendapatkan profit dari laba bersih yang nilainya sebanding dengan biaya yang sudah dikeluarkan untuk proses produksi. Cara menghitung BEP dan rumus BEP Cara menghitung BEP atau cara mencari BEP harus dihitung dari empat komponen yang meliputi Biaya tetap fix cost yakni biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan meskipun jumlah produksi berubah contohnyanya biaya gaji karyawan tetap, biaya sewa tempat, biaya penyusutan, bunga bank, dan sebagainya. Biaya variabel variabel cost biaya yang besarannya proporsional sesuai dengan volume produksi misalnya biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan sebagainya. Pendapatan revenue total dari uang yang diterima dari hasil penjualan. Laba profit adalah selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya tetap dan biaya variabel. Dalam perhitungan akuntansi BEP adalah digunakan untuk menemukan persamaan di mana biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan pendapatan yang didapat dalam satu periode. Rumus BEP sendiri bisa menggunakan dua metode, yakni BEP unit dan BEP nominal rupiah. Rumus BEP unit = total biaya tetap / harga jual per unit produk – biaya variabel setiap unit produk. Rumus BEP rupiah = total biaya tetap / 1 – biaya variabel setiap unit produk / harga jual per unit Dok. Pixabay BEP adalah aspek penting dalam bisnis, lalu bagaimana cara menghitung BEP dan rumus BEP itu sendiri? Manfaat BEP Lantaran cara menghitung BEP dan rumus BEP tak sembarangan, ada banyak manfaat dari BEP itu sendiri karena bisa diaplikasikan langsung ke bisnis, baik bisnis kecil maupun besar. Manfaat rumus BEP adalah sebagai berikut 1. Menghitung dan memperkirakan biaya produksi Manfaat pertama BEP adalah guna mengetahui total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sejumlah barang. Ketika perusahaan menghitung BEP, otomatis akan menghitung semua biaya produksi, mulai dari biaya tetap hingga biaya variabel. 2. Dasar perhitungan laba Manfaat kedua dari BEP adalah perhitungan laba. Untuk mendapatkan harga jual produk yang menghasilkan laba, tentu perusahaan perlu menghitung BEP ditambah dengan margin profit. Margin profit merupakan tolak ukur keuntungan atas setiap produk yang akan dijual. 3. Menghitung perkiraan balik modal Manfaat selanjutnya dari perhitungan BEP adalah perkiraan balik modal. Pada umumnya suatu bisnis mengalami kerugian di awal berjalan. Maka dari itu, untuk mengetahui kapan kerugian ini terjadi, para pebisnis harus mengetahui banyaknya produk harus terjual sekaligus dalam periode tertentu. 4. Analisa provitablitas Manfaat menghitung BEP adalah untuk menganalisis bisnis apakah benar-benar dapat menghasilkan laba. Rumus BEP sangat pakem, cara menghitung BEP juga tak rumit. BEP ini menjadi dasar penentuan profitabilitas bisnis. 5. Penentuan kapasitas produksi Manfaat kelima BEP adalah perusahaan bisa menetapkan kapasitas produksi yang ideal agar bisa mencapai keuntungan. Hal ini membuat perusahaan bisa melakukan efisiensi secara maksimal. 6. Mengetahui harga jual, biaya, dan volume produksi Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, manfaat perhitungan BEP adalah demi efisiensi. Seorang pebisnis bisa menentukan harga jual dari perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan BEP pula, bisa dilakukan penyesuaian jumlah penjualan dan harga barang produksi agar tidak merugi. 7. Pengambilan keputusan Dengan BEP adalah perusahaan bisa mendapatkan informasi untuk proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya, BEP adalah hal penting dalam perhitungan bisnis. Cara menghitung BEP yakni dengan selalu gunakan rumus BEP dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel. Dok. Shutterstock BEP adalah singkatan dari break event point. Dengan rumus BEP, berikut cara menghitung BEP atau cari mencari BEP. Itulah cara menghitung BEP atau cara mencari BEP. Rumus BEP bisa dihitung dengan mempertimbangkan faktor biaya dan pendapatan. Fungsi BEP adalah sangat vital untuk keberlangsungan perusahaan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Break Even Point atau BEP menjadi salah satu rumus yang dipakai dalam akuntansi. Hasil perhitungan BEP sangat berguna sebagai gambaran seberapa besar hasil penjualan yang mesti dicapai agar terhindar dari kerugian saat menjalankan usaha atau bisnis. BEP bisa menjadi salah satu upaya mencegah kerugian bisnis, sama seperti saat kamu menggunakan asuransi bisnis. Pengertian asuransi bisnis sendiri merupakan produk asuransi yang memberikan proteksi terhadap usaha apabila terjadi kerugian finansial nantinya. Siapa pun yang memiliki usaha atau bisnis, termasuk yang sedang merencanakannya perlu tahu seberapa besar Break Even Point BEP yang mesti dicapai. Sebab BEP membantu banget dalam menentukan target penjualan. Buat kamu yang pengin mengenal lebih jauh tentang Break Even Point hingga cara menghitung BEP, gak ada salahnya nih buat mencari tahu dalam ulasan berikut ini. Disimak yuk! Apa itu BEP? Ini pengertian Break Even Point Break Even Point BEP dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama “titik impas”. Kalau didefinisikan, Break Even Point BEP adalah titik penjualan dalam suatu bisnis yang mana hasil penjualan revenue sama dengan total biaya total cost. Dari pengertian BEP tersebut, Break Even Point dapat dikatakan sebagai kondisi setimbangnya hasil penjualan dengan total biaya dalam suatu bisnis. Itu berarti bisnis tersebut gak untung dan juga gak rugi. Break Even Point BEP terbagi menjadi dua, yaitu BEP dalam nilai penjualan BEP in sales dan BEP dalam unit penjualan BEP in units. Apa perbedaan di antara keduanya? BEP dalam nilai penjualan BEP in sales adalah hasil penjualan dalam rupiah atau mata uang lainnya yang bikin bisnis gak rugi ataupun gak untung. Sementara BEP dalam unit penjualan BEP in units adalah banyaknya unit yang harus dijual agar mencapai kesetimbangan gak rugi ataupun gak untung. Kegunaan-kegunaan Break Even Point BEP, apa aja? Ini lho kegunaannya BEP, Ilustrasi/Shutterstock. Mengapa sih Break Even Point BEP perlu diketahui orang-orang yang menjalankan usaha atau bisnis? Alasannya, BEP dapat membantu pengusaha atau pebisnis supaya kondisi keuangan usaha atau bisnisnya tetap dalam keadaan baik alias aman. Dengan mengetahui BEP, ada sejumlah kegunaan yang dapat dirasakan pengusaha atau pebisnis. Apa aja kegunaan-kegunaan Break Even Point? Mengukur potensi keuntungan ataupun kerugian yang bergantung pada jumlah unit yang dijual atau hasil penjualan. Mengukur dampak yang mungkin timbul dari perubahan harga jual. Memperkirakan dampak yang terjadi akibat perubahan harga dan efisiensi terhadap kemampuan usaha atau bisnis dalam mendatangkan untung profitabilitas. Membantu pengusaha atau pebisnis dalam menentukan target hasil penjualan atau banyaknya unit yang dijual buat menghasilkan untung atau profit. Membantu pengusaha atau pebisnis dalam menentukan seberapa besar hasil penjualan atau banyaknya unit yang dijual buat menutupi biaya yang dikeluarkan. Sebelum menghitung BEP, ketahui terlebih dahulu komponen-komponen yang dihitung Sebelum menghitung BEP, perhatikan dulu nih komponen-komponennya. Break Even Point BEP bisa diketahui dengan melakukan perhitungan terhadap sejumlah komponen, yaitu biaya tetap fixed cost, biaya variabel per unit variable cost, dan harga jual per unit sales price. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang sifatnya konstan alias gak berubah terlepas dari volume penjualan. Biaya-biaya yang masuk ke dalam fixed cost meliputi gaji, sewa, mesin, asuransi, biaya administrasi, beban bunga, dan sebagainya. Biaya variabel per unit variable cost adalah biaya yang sifatnya dinamis tergantung dari banyaknya unit diproduksi. Biaya-biaya yang tergolong dalam variable cost antara lain biaya bahan baku, biaya pengemasan, kargo, komisi, iklan, dan sebagainya. Harga jual per unit sales price adalah harga dari tiap unit yang dijual. Harga ini biasanya ditentukan pengusaha atau pebisnis buat tiap unit, termasuk jasa, yang dijualnya. Rumus BEP begini cara menghitung Break Even Point BEP Begini rumusan menghitung BEP, Ilustrasi/Shutterstock. Setelah mengetahui komponen-komponen menghitung BEP, kamu tinggal cari tahu gimana cara menghitung Break Even Point. Rumus BEP dibedakan tergantung dari perhitungan BEP yang dipilih, apakah menghitung BEP dalam nilai penjualan BEP in sales atau BEP dalam unit penjualan BEP in units. Begini rumus BEP sebagai cara menghitung BEP dalam unit penjualan BEP dalam Unit = Biaya Tetap / Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per unit Sementara rumus BEP buat cara menghitung BEP dalam nilai penjualan adalah BEP dalam Nilai Penjualan = BEP dalam Unit x Harga Jual per Unit Berdasarkan rumus BEP tersebut, konsep BEP dapat disederhanakan sebagai berikut Untung Profit Pendapatan Revenue > Total Biaya Tetap Fixed Cost + Total Biaya Variabel Variable Cost. BEP Pendapatan Revenue = Total Biaya Tetap Fixed Cost + Total Biaya Variabel Variable Cost. Kerugian Loss Pendapatan Revenue < Total Biaya Tetap Fixed Cost + Total Biaya Variabel Variable Cost. Contoh perhitungan BEP meliputi BEP dalam Unit dan BEP dalam Nilai Penjualan Agar lebih memudahkan kamu dalam memahami cara menghitung Break Even Point BEP, berikut ini adalah contoh perhitungannya. Seperti apa cara menghitungnya? Yuk, disimak. Kristan adalah seorang pengusaha jam yang pengin mengetahui minimal jumlah jam yang sebaiknya dijual agar terhindar dari kerugian. Berikut ini rincian dari biaya tetap fixed cost, biaya variabel per unit variable cost, dan harga jual per unit sales price selama sebulan. BiayaNilai RpBiaya tetap fixed costRp variabel per unit variable costRp jual per unit sales priceRp dalam Unit Rp / Rp – Rp = 25 unitBEP dalam Nilai Penjualan25 unit x Rp = Rp Berdasarkan hasil perhitungan BEP di atas, Kristan harus memproduksi jam sebanyak 25 unit atau senilai Rp agar bisa mencapai kondisi Break Even Point. Keuntungan atau profit baru bisa dirasakan Kristan dengan menjual per unit jam di atas Rp 500 ribu atau menambah jumlah produksi jam melebihi 25 unit. Dengan menggunakan hasil perhitungan BEP, ini sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh Sampai di sini perlahan-lahan udah memahami donk apa itu BEP, rumus BEP, dan cara menghitung BEP? Kamu juga perlu tahu nih keuntungan-keuntungan yang diperoleh kalau melakukan perhitungan Break Even Point atau BEP. Berikut ini daftarnya. Lebih teliti dalam mencatat pengeluaran. Kadang-kadang ada aja pengeluaran yang dilupakan sehingga gak masuk hitungan total biaya total cost. Dengan menghitung BEP, kamu diharuskan memasukkan seluruh pengeluaran agar bisa mendapatkan “titik impas”. Menetapkan target pendapatan revenue. Hasil BEP dapat menentukan berapa besar pendapatan revenue yang sebaiknya dicapai. Dengan begitu, tim penjualan tahu betul target penjualan mereka. Bisa mengambil keputusan dengan cerdas. BEP juga membantu pengusaha atau pebisnis dalam membuat keputusan yang logis sehingga terhindar dari pengambilan keputusan tanpa dasar alias asal-asalan. Menemukan harga jual yang tepat. Tanpa adanya BEP, sulit kiranya menentukan harga jual suatu produk yang tepat. Penggunaan BEP bisa memberi gambaran ke pengusaha atau pebisnis. Tahu berapa besar dana buat menutupi biaya tetap. Kamu pun sebagai pengusaha atau pebisnis jadi tahu seberapa besar biaya tetap yang mesti kamu tutupi berdasarkan BEP. Tips dari Lifepal! Nah, itu tadi informasi seputar Break Even Point, mulai dari pengertian BEP, kegunaan-kegunaan BEP, cara menghitung BEP, hingga manfaat BEP. Setelah mengenal BEP, kamu bisa melakukan berbagai upaya untuk memastikan bisnis tidak mengalami kerugian. Bukan cuma perlindungan pada bisnismu, kamu juga perlu melindungi aset lainnya dari risiko finansial. Misalnya, jika kamu memiliki mobil pribadi, maka asuransikanlah mobil tersebut. Cari tahu premi asuransi mobil sesuai kebutuhanmu di sini. Pertanyaan seputar Break Even Point BEP Break Even Point BEP adalah titik penjualan dalam suatu bisnis yang mana hasil penjualan revenue sama dengan total biaya total cost. BEP dapat dikatakan sebagai kondisi setimbangnya hasil penjualan dengan total biaya dalam suatu bisnis. Sebagai upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kerugian finansial, kamu bisa menggunakan asuransi. Adanya asuransi akan menjamin keuanganmu dan orang sekitar lebih terjaga. Ada banyak produk asuransi yang bisa dipilih, mulai dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga asuransi kendaraan. Setiap usaha yang dijalankan mesti dilakukan perhitungan sebaik mungkin terkait untung rugi yang didapatkan, serta sejauh mana kemampuan bertahan usaha tersebut. Termasuk dalam hal ini jika Anda membuka usaha restoran. Oleh karena itu, selaku pengelola usaha restoran, Anda harus mengetahui cara menghitung BEP usaha restoran. Istilah Break even point BEP mengacu kepada total penjualan dalam periode tertentu yang nantinya akan digunakan menutupi kebutuhan operasional. Dengan mengetahui nilai BEP, Anda lebih mampu menakar kemungkinan risiko ketika membuka usaha restoran, di samping menentukan batas minimal agar restoran dapat bertahan. Perhitungan dalam BEP akan menunjukkan jumlah profit yang bisa terealisasi. Dalam usaha restoran, BEP merujuk pada jumlah dari pendapatan yang harus diperoleh agar bisa menutup pengeluaran. Formula dasar yang digunakan dalam BEP adalah fixed cost dibagi 1 dikurangi persentase variable cost. Apa Itu Fixed Cost atau Variable Cost dalam Perhitungan BEP1. Fixed Cost2. Variable Cost3. Semi-Variable CostContoh Break Event PointContoh Persentase Biaya Apa Itu Fixed Cost atau Variable Cost dalam Perhitungan BEP Mengetahui cara menghitung BEP usaha restoran sangat diperlukan agar restoran mampu bersaing dan mendapatkan profit. Cara Perhitungannya sangat mudah, cukup pisahkan menjadi dua kategori utama, yaitu fixed cost atau variable cost. Untuk rinciannya, silahkan baca di bawah 1. Fixed Cost Fixed cost tidak akan mengalami perubahan nilai, berapapun banyaknya makanan yang diproduksi dalam restoran. Contoh fixed cost seperti biaya sewa lahan, pajak, sewa gedung, asuransi, penurunan nilai alat, bahkan upah karyawan. Terkadang upah sebagian staff juga dimasukkan ke dalam hitungan fixed cost, selama bisa diprediksi dan sesuai dalam perjanjian kerja. Contohnya seperti seperti kasir, juru masak, manajer, dan cleaning service. Tapi untuk staff yang khusus dipekerjakan dalam rangka kebutuhan bisnis yang mengalami peningkatan, tidak dimasukkan ke dalam hitungan fixed cost. Demikian pula dengan sebagian fasilitas yang digunakan semisal pemanas dan lampu, dimasukkan juga ke dalam hitungan fixed cost. Cara perhitungannya adalah berdasarkan kebutuhan minimal pemakaian yang berkaitan erat dengan jumlah penjualan. Berdasarkan tinjauan umum, fixed cost terbagi menjadi dua yaitu controllable dan uncontrollable. Controllable fixed cost bisa saja mengalami perubahan dalam jangka pendek. Contoh hal ini adalah gaji petugas cleaning service yang sudah dianggarkan secara tetap, tetapi masih ada kemungkinan mengalami pemotongan anggaran karena berkurangnya service yang dibutuhkan. Uncontrollable fixed cost dikategorikan sebagai biaya yang tidak dapat diubah secara cepat oleh manajemen. Contoh hal ini adalah biaya sewa lahan, pembayaran leasing, termasuk depresiasi nilai alat. Berdasarkan hitungan dasar, yang dianggap fixed cost hanyalah overhead cost. 2. Variable Cost Variable cost dikategorikan sebagai biaya yang berhubungan erat dengan penjualan. Contohnya seperti tisu makan yang bervariasi, tergantung dari peningkatan atau penurunan penjualan. Termasuk juga dalam kategori variable cost adalah yang berkaitan dengan makanan, sayur, serta upah pekerja. Pengeluaran biaya yang masuk dalam kategori variable cost bisa dikontrol, terkandung situasi dan kondisi. Misalnya, takaran porsi penyajian yang bisa diubah, jam kerja sebagian pekerja yang dikurangi karena beberapa pertimbangan, serta yang lainnya. 3. Semi-Variable Cost Terkadang juga upah pekerja ada yang dimasukkan ke dalam golongan semi-variable cost. Tergantung tetap dan tidak status pekerja tersebut. Umumnya gaji pekerja dapat dikontrol dengan cara menentukan jumlah karyawan yang ditugaskan dalam satu shift, termasuk berapa jam kerja karyawan dalam satu shift tersebut. Hanya saja, terkadang upah pekerja seringkali dibuatkan kategori sendiri. Namun dalam konteks ini, gaji mereka dimasukkan ke dalam biaya semi-variable. Saat mengelola restoran, biaya yang diperlukan cukup bervariasi, tergantung banyaknya tingkat penjualan yang terjadi. Contoh Break Event Point Untuk menutupi pengeluaran yang terjadi pada usaha restoran yang dijalankan hanya dengan mendapatkan penjualan. Ketika tingkat penjualan menjadi seimbang dengan upah pekerja, biaya overhead, dan makanan, maka BEP sudah bisa tercapai. Cara menghitung BEP usaha restoran berdasarkan formulasi perhitungannya adalah sebagai berikut Penjualan = gaji pekerja + biaya overhead + biaya makanan Contoh penerapan perhitungan di atas yaitu jika gaji karyawan setiap minggu sebesar 2 juta rupiah, biaya overhead sebesar 1 juta rupiah, serta biaya makanan sebesar 4 juta rupiah. Maka secara kalkulasi, BEP akan terjadi saat penjualan sudah mencapai 7 juta rupiah. Kata lainnya, usaha restoran yang dikelola hanya mampu bertahan jika pendapatan minimal sebesar 7 juta rupiah dalam satu minggu. Nilai lebih dari jumlah tersebut sebagai profit. Perhitungan profit atau keuntungan didapatkan dari perhitungan hasil penjualan yang dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan. Contoh perhitungannya sebagai berikut Profit = sales – gaji pekerja + biaya overhead + biaya makanan Contoh Persentase Biaya Hal penting lainnya yang juga perlu diperhatikan dalam industri restoran adalah menghitung persentase biaya, baik secara umum maupun persentase biaya pembelian bahan makanan secara khusus. Usaha restoran yang berjalan baik biasanya persentase biayanya tidak banyak berubah, meskipun nilai tukar mengalami perubahan dari hari ke hari. Jika volume penjualan mengalami kenaikan, tentunya menyebabkan efisiensi anggaran. Dengan begitu, biaya produksi juga ikut menurun sehingga profit mengalami peningkatan. Persentase biaya bisa dihasilkan melalui pembagian total biaya dengan tingkat penjualan. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut Persentase biaya = total biaya dibagi total penjualan yang biaya makanan = biaya pembelian bahan makan dibagi total penjualan yang biaya pekerja = biaya upah pekerja dibagi total penjualan yang biaya overhead = biaya overhead dibagi total penjualan yang dihasilkan. Sebagai contoh, sebuah restoran yang mempunyai total penjualan sebesar Rp. 40 juta. Biaya pembelian bahan makanan sebesar Rp. 13 juta, sedangkan gaji pekerja sebesar Rp. 9 juta, dan biaya overhead sebesar Rp. 8 juta. Untuk menentukan persentase biaya, pastikan persentase selalu dijadikan dalam porsi 100. Nantinya pecahan desimal hasil dari biaya dibagi dengan total penjualan akan dikalikan dengan 100. Persentase biaya makanan = biaya pembelian bahan makan dibagi total penjualan yang dihasilkan Rp. 13 juta / Rp. 40 juta = Selanjutnya dikalikan 100, jadi x 100 = 32,5%.Persentase biaya pekerja = biaya upah pekerja dibagi total penjualan yang dihasilkan Rp. 9 juta / Rp. 40 juta = Selanjutnya dikalikan 100, jadi x 100 = 22,5%.Persentase biaya overhead = biaya overhead dibagi total penjualan yang dihasilkan Rp. 8 juta / Rp. 40 juta = Selanjutnya dikalikan 100, jadi x 100 = 20%. Sedangkan untuk total profit yang didapatkan dari penjualan, cara menghitungnya dengan dikurangi gaji pekerja + biaya overhead + biaya makanan Rp. 40 juta – Rp. 9 juta + Rp. 8 juta + Rp. 13 juta = Rp. 40 juta – Rp. 30 juta. Jadi total profitnya sebesar Rp. 10 juta. Demikianlah informasi mengenai cara menghitung BEP usaha restoran yang bisa saya bagikan pada artikel kali ini. Semoga bermanfaat.

cara menghitung bep usaha makanan